
Lensa-news.com-Sumbawa, 28 Oktober 2025 — Suasana peringatan Hari Sumpah Pemuda selalu menghadirkan getar semangat persatuan dan kebanggaan sebagai anak bangsa. Namun bagi Ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Sumbawa, Edwin Perkasa, S.I.Kom, makna Sumpah Pemuda tidak boleh berhenti di seremoni tahunan. Lebih dari itu, semangatnya harus menyala dalam tindakan nyata yang relevan dengan tantangan zaman.
“Peringatan Sumpah Pemuda hari ini, harapan saya bisa diikuti dengan tindakan nyata serta relevan dengan kondisi dan tantangan hari ini,” tegas Edwin dalam wawancara bersama Lensa News
Menurutnya, generasi muda saat ini menghadapi medan perjuangan yang berbeda dari para pendahulu. Jika dulu pemuda berjuang mengangkat senjata, kini perjuangan itu hadir dalam bentuk komitmen menjaga persatuan, toleransi, dan integritas di tengah derasnya arus digitalisasi.
Edwin mengingatkan bahwa di era digital yang serba cepat, persatuan dan toleransi harus menjadi pegangan utama. Nilai luhur “Satu Nusa, Satu Bangsa” perlu dihidupkan dengan sikap saling menghormati dan menghargai keragaman suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
“Bijaklah menggunakan media sosial dengan menyebarkan energi dan pesan positif. Hentikan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian yang memecah belah persatuan,” ujarnya tegas pria yang juga dikenal dengan nama Dewa Pohon ini.
Tak hanya menyerukan persatuan, Edwin juga mengobarkan semangat “Berkarya Nyata” di kalangan pemuda. Ia menilai bahwa generasi muda harus berani menantang diri untuk berinovasi, mengasah potensi, dan menciptakan karya yang berdampak bagi masyarakat.
“Mengembangkan potensi diri dan memanfaatkan teknologi untuk berinovasi di berbagai bidang adalah bentuk perjuangan masa kini. Jadilah agent of change—agen perubahan yang solutif, bukan sekadar penonton atau pengeluh,” pesan Edwin penuh motivasi.
Lebih jauh, ia juga mengajak generasi muda untuk menanamkan rasa cinta terhadap produk dan budaya sendiri. Nasionalisme, katanya, bukan hanya slogan di dinding, tapi juga tercermin dalam keseharian—dari bahasa yang digunakan hingga produk yang dipilih.
“Banggalah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai bahasa persatuan, tanpa melupakan pentingnya bahasa asing. Cintai dan gunakan produk buatan anak bangsa sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap perekonomian dan nasionalisme. Lestarikan budaya dan sejarah Indonesia—itulah jati diri kita,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Ketua Ormas bentukan Jendral A.H. Nasution di Kabupaten Sumbawa ini juga menekankan pentingnya kesadaran sosial dan politik bagi kaum muda.
“Semoga semangat Sumpah Pemuda menjadi bahan bakar yang tak pernah padam bagi generasi muda untuk merangkul setiap perbedaan, menjadikannya kekuatan dahsyat, dan tidak mudah terpecah belah oleh isu-isu yang mengancam persatuan bangsa,” tutur Edwin.
“Semoga generasi muda memiliki integritas, tanggung jawab, dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan zaman, terutama dalam menggunakan teknologi, serta terus memegang teguh nilai-nilai luhur bangsa,” tambahnya menutup pernyataan dengan penuh harapan.
Dalam pesan yang padat makna itu, Edwin Perkasa menegaskan bahwa Sumpah Pemuda bukan sekadar cerita masa lalu, tetapi panduan moral bagi masa depan bangsa. Selama generasi muda terus bergerak, berkarya, dan menjaga persatuan, api Sumpah Pemuda akan terus menyala di setiap langkah anak bangsa.
